you can court me
kita sedikit meringis.
suna, alpha itu benar-benar terlihat kacau ketika ia muncul di depan pintu kamarnya. tidak ada kalimat bisa melewati belah bibir kita, hanya tubuh berbicara agar suna untuk masuk ke dalam.
“kita, can i—can i hug you?” lirihan suna menusuk menyakitkan lewati udara— tidak ada waktu dibuang oleh kita, tangan sudah melingkar di leher suna dan tanpa sadar menarik alpha itu untuk tenggelam di perpotongan lehernya. tepat dimana scent glands-nya berada.
bisa dibilang, kita menyerahkan dirinya ke suna. juga membuka jalan untuk sang alpha di dalam pelukan agar lakukan scent marking padanya.
suna sadar hal itu. ia seharusnya menarik diri tetapi akal rasional seperti dikendalikan oleh scent kita yang sungguhan menjerat dirinya. maka dari itu badan langsung rileks, mengeluarkan scent-nya sendiri untuk lingkupi kita balik.
“suna, mau ngomong?” tangan kita perlahan memainkan helaian rambut suna yang mengangguk perlahan sebagai jawaban.
ada jeda 10 menit keheningan yang diisi oleh suara dentuman jantung serta tarikan nafas perlahan dari keduanya.
suna tarik nafas, secara rakus menghirup scent kita guna tenangkan pikiran, “gue tadi sempet ke kamar osamu.”
“that explains a lot,” kita terkekeh, “aku bisa cium scent-nya dia di kamu. but you also smelled like distress, apa ada yang terjadi?”
“yeah.. gue— gue tanyain ke dia, entah dia mau apa enggak kalau gue courting dia.”
tangan kita yang sedari tadi mengelus rambut suna terhenti. “jangan berhenti, kita. dia nolak gue, so you didn’t do anything wrong.”
dengarnya, kita terkejut. osamu, serius? menolak suna? padahal ia yakin omega berambut abu itu menyukai suna.
tapi pada saat yang sama— hati bagaikan dipertemukan kebahagiaan. ada kesempatan baginya. suna, lelaki dipelukan, bisa jadi alpha-nya. pun tangan kembali lanjutkan apa yang sudah dilakukan sedari tadi.
“berarti dia memang bukan orangnya buat kamu untuk sekarang, suna. toh kan juga dia tolak tawaran courting-mu aja. bukan nolak buat bonding sama kamu. you can try it again, kalau kamu yakin kalian sesuai untuk satu sama lain.”
kita jelaskan begitu kalem, buat suna rasanya ingin tertidur di dalam pelukan sang omega— tenang, suna temukan tenang bersama kita.
“i don’t think he want me as his alpha. jadi kayaknya, gue mau coba courting orang lain,”
“hum oke kalau begitu, kamu udah ada dipikiran mau courting siapa?”
suna ragu untuk jawab sebentar, sebelum akhirnya mengangguk. ia meluruskan badan, menaikkan kepala— tatap kita tepat di mata.
“ka-kalau lo gak masalah, i would like to try with you, gue mau courting lo. maaf, kita, mendadak gini dan kayak berasa gue jadiin lo pelarian. tapi gue tau gue udah nyaman, i always found peace whenever i’m with you so that’s why i know for sure its just a matter of time for me to fall in love. kalau lo mau nolak sekarang, gak apa-apa. gue bakal coba lagi nanti.”
memang benar. segalanya mendadak. tapi kita tidak bisa mengendalikan senyum lebar hiasi wajah seketika, “iya, boleh. suna boleh courting aku.”
gila, scent mereka yang mengelilingi berubah begitu kuat— penuh dengan kebahagiaan dan penerimaan. ini yang selalu kita cari. ini yang selalu suna harapkan.
secara insting, suna menangkup pipi kita, menarik omega itu mendekat— lalu lakukan scent marking pada soon-to-be omega-nya itu sebagaimana semestinya, tidak seperti tadi yang penuh ketidaksengajaan serta terkesan platonic.
“gue bakal coba untuk menjaga lo sebaik mungkin mulai dari sekarang, kita.”