who are you searching for?

“hai shin, gimana tadi pelatihannya?” suna bertanya lembut, tangannya sedikit usak rambut kita. yang ditanya senyum manis—tarik tangan suna untuk digenggam selagi berjalan pelan ke arah cafeteria.

“biasa aja,” adalah jawaban kita, “walaupun pada sempat ribut karena aku kan pakai hoodiemu, jadi semuanya ucapin selamat.”

setelahnya hanya hening karena sang alpha mengangguk saja. namun genggaman tangan mereka digoyang-goyangkan oleh suna, naik turun, persis seperti sepasang sejoli yang baru masuk dalam sebuah roman picisan. sukses buat kita tertawa,

aduh. mereka apa tidak sadar ya? posisi mereka sedang berada di koridor, ramai atas siswa-siswa. yang mana hampir semua orang tatapi mereka dengan iri sekaligus mengerutkan hidung kala scent suna dan kita bercampur jadi satu bersama kebahagiaan.

tapi yah, mana mereka peduli. kasarnya— dunia milik mereka berdua saja sekarang ini.

“rame,” kita gumam ketika sudah bisa lihat keadaan cafeteria. mungkin lebih dari setengah meja dan kursi diduduki oleh orang. kalau lihat jam, wajar. ini waktu dimana semua siswa dari kelas 10 sampai 12 turun untuk makan.

mata menelisik, lalu suna dapatkan apa yang dicari. “itu ada yang kosong diujung, mau duduk disitu?”

“mau kok. aku gak masalah sih duduk dimana, yang penting sama suna.”

deg. suna mengerjap, kita— ia ucapkan itu dengan mudah tetapi gila, hati berasa seperti mau loncat. pun berdeham, suna tarik kita ke tempat duduk yang sudah dibicarakan.

mereka duduk tenang setelahnya. tetapi walau begitu ada yang bisa kita tangkap semenjak memasuki cafeteria, suna jadi sedikit tidak fokus. seakan mencari sesuatu.

ah, bukan. bukan sesuatu. pikiran kita menyimpulkan. suna sedang cari seseorang, dan itu pasti miya osamu.