welcome back
“selamat datang kembali, it's been a while.” adalah kalimat pertama yang shirabu dengar setelah membuka mata.
ia mengernyit. bingung akan rabu yang lagi-lagi berada di sampingnya, masih di tempat yang sama seperti 2 bulan lalu. apa—apa yang terjadi? kenapa ia bisa berada disini lagi? ditambah juga, kepalanya terasa seakan ingin meledak.
sang malaikat bisa baca pikiran, “kamu pingsan, makanya kamu bisa ada disini. setiap kali kamu gak sadar, you'll always come here and meet me. kalau masalah kenapa kamu bisa pingsan, well, it's your fault.“
“maksudnya? kok salah gue?”
“aku udah kasih tau kamu kan dua bulan yang lalu,” rabu tatap kosong hamparan bunga di depannya, “that you need to fix it before its too late. tapi ya sekarang, aku gak tau lagi.”
ah. begitu ternyata. shirabu menunduk—merasa bersalah sekaligus menyesal. paham bahwa bisa saja tadi ia kehilangan nyawa lagi, meninggalkan semi untuk kedua kalinya. tetapi sebentar, shirabu ada merasa janggal.
“does... does me unconsciously doing the same thing i did before i die 2 months ago is the side effect of not fixing anything?” shirabu bertanya, rabu perlahan mengangguk ragu.
“benar, karena kamu harusnya sudah gak ada. but i guess we just.. love eita that much, makanya kejadian lagi.”
untuk kedua kalinya mengernyit, “we? kejadian lagi? lo.. lo mending jelasin ke gue sekarang.” serius, ini semua terbelit-belit. otak shirabu tidak bisa mengikuti.
apalagi rabu hanya tersenyum miring, sebelum akhirnya bergumam, “fine, i will. aku rasa juga gak apa-apa kalau aku ceritain sekarang—about my life, or to be put precisely, your previous life.“