we can't go with each other.

-

tuk. suara kursi yang diduduki. haknyeon hela nafas pelan, paham siapa itu. jujur saja. rasanya capek. terus menerus didatangi, diberi kasih sayang serta harapan padahal keduanya sama tau tidak bisa berdampingan.

pikiran terbaca. “jangan gitu, nyeon. mana tau nanti kedepannya gimana,” yang berkata pun berdiri, peluk haknyeon dari belakang. sedari tadi memang haknyeon tidak mau lihat, sok menyibuki diri dengan menyusun kartu tarot yang sengaja dihamburkan.

benar-benar aneh. haknyeon ingin kembali ke hidupnya yang lama, ingin benci lelaki itu tapi tidak menolak pelukan. bahkan bisa rasakan diri semakin tenggelam akan kenyamanan yang diberi.

“sunwoo, hentikan. tidak ada harapan lagi.”

demi tuhan mereka berbeda. bahkan jauh dari kata berbeda. mau dipaksa bagaimanapun, haknyeon tidak bisa seperti sunwoo. sebaliknya juga begitu.

“masih ada, buktinya kak hyunjae—”

“—tolong jangan lupa, kak hyunjae kan malaikat. kodrat kalian masih sama, makhluk abadi. juga ia bisa diubah. sedangkan aku? aku manusia. kamu iblis. kodratku bahkan sebenarnya hanya untuk pemuas raga kalian saja.”

sunwoo menggeram. ah, haknyeon lupa. lelaki itu paling tidak suka jika haknyeon singgungkan tentang mereka seharusnya bagaimana, ia hanya bisa diam saja. takut.

mereka hening beberapa menit, sebelum akhirnya sunwoo membalikkan badan haknyeon, satukan kening. “haknyeon, aku tidak peduli tentang itu. tolong. biarkan kita seperti ini dulu. biarkan kita ada sebelum aku dan kamu hilang.”

rasanya memang sakit, capek. tapi haknyeon akui, kalau tanpa sunwoo—memangnya ia bisa tahan?