two omegas

ketukan jadi tanda untuk suna agar segera berdiri dan membuka pintu— wajah kita yang sedikit tersenyum terpampang jelas setelahnya. dan, ah, suna juga bisa lihat bahwa omega itu mengenakan jaketnya. mengikuti apa yang ia katakan di chat tadi.

sadar mereka sedikit terlalu lama berdiri canggung depan pintu, suna langsung bergeser. beri kita jalan untuk masuk ke dalam kamarnya. “mampir dulu, kita. gue gak enak kalau lo langsung pergi gitu aja.”

“uhm.. kamu emangnya gak apa-apa?” kita berucap, mata mengerjap beberapa kali lihati isi kamar suna dari luar.

lucu sekali. suna terkekeh. “ya gakpapa lah. kalau kenapa-napa gue gak bakalan tawarin lo gitu. gih sini masuk dulu.”

akhirnya kita masuk, menggumam ‘permisi’ sambil menunduk sebentar. lihat itu suna paham kenapa kita bisa segitu dihormati oleh banyak orang di sekolah mereka.

keduanya hening setelah itu— kita masih melihati sekitar kamar suna tanpa sadar, dan suna yang hanya lihati kita sambil hirup perlahan namun sedikit seperti orang rakus scent milik kita yang masih manis walaupun tidak separah tadi.

make yourself comfortable, kita.” suna berucap sehabis 5 menit tanpa perbincangan. ucapannya membuat kita sadar, berhenti memandangi kamar suna yang minimalis karena bercorak dominan hitam-putih-abu. sedikit terlihat bahwa kita agak malu diri tidak menyadari lakukan hal yang tidak terlalu sopan tersebut.

yang lebih tua langsung melepas jaket yang sedari tadi masih digunakan, “ini jaketmu, suna. maaf jadi ada scent-ku lagi.”

suna ambil jaketnya itu, “hadeh, gue harus bilang berapa kali kalau gue gak masalah.”

“ah iya.. maaf. kalau gitu, aku permisi ya? mau mengerjakan tugas.”

kita tersenyum, suna hanya mengangguk dan membukakan pintu kamarnya. tepat ketika kita keluar,

ada osamu yang sudah berada di depan. terlihat terkejut dengan adanya kita bersama suna.

“eh? kak kita?”