Through the Border (½)

Sunghoon mengusap mata, merasa begitu lelah. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, dan ia sama sekali belum tidur dari kemarin.

Namun mau bagaimana? Banyak urusan yang harus dikerjakan sebagai seorang ketua, terutama masalah perjanjian dan hak mereka yang sudah menjadi hak De Cartas.

Ah. Bodoh. Sunghoon baru ingat. Kenapa tadi malam tidak membicarakannya langsung dengan Heeseung, malah melakukan—

Sudah. Sunghoon sebisa mungkin tidak mau ingat. Memalukan. Tapi ia juga tidak akan menolak, apabila Heeseung menariknya untuk melakukan itu lagi.

Balik ke urusan awal, Sunghoon sedang mencoba melakukan yang terbaik sebagai seorang pemimpin. Pun kaki melangkah tegap di korridor, tangan memutar kunci mobil keduanya, Nissan GTR— karena mobil pertamanya masih berada di skatepark di daerah kekuasan De Cartas.

Ia mengambil jas hitam Heeseung yang tadi malam diberikan padanya, kemudian menyelimuti badannya dengan itu. Udara diluar sedikit dingin, maka dari itu Sunghoon menggunakannya.

Saat Sunghoon sudah mau melangkah masuk ke dalam mobil yang terparkir diujung jalanan, ada sebuah tangan yang membekap mulutnya.

Sontak, Sunghoon memberontak, sekuat tenaga. Namun sial, tangan tersebut secepat kilat berubah menjadi sebuah kain lap basah, yang membuat Sunghoon lama-kelamaan kehilangan kesadaran.

Hal terakhir yang ia lihat dan dengar adalah seorang lelaki berambut ungu berteriak, “Boss, we got him!”