the name's hyunjae

“cie nyampe duluan,”

kevin tepuk bahu juyeon yang bersender di dinding, dan muka sahabatnya itu sama sekali tidak bersahabat.

mendecih, “sialan lo! gue nunggu 20 menitan disini kayak orang bodoh.” sedikit catatan, juyeon paling gak suka disuruh menunggu. rasanya gak enak. kevin hanya ketawa saja menanggapinya.

“udahlah, yuk masuk.” tangan kevin dorong pintu bertuliskan ruangan 405, terpampang jelas sekarang di mata juyeon dimana chanhee terbaring lemas dengan infus di kasur.

juga bisa lihat ada changmin— juyeon sebatas tau nama saja alias tidak pernah bertemu, dan seorang perempuan. kalau diingat mungkin namanya.. soojin? juyeon tidak terlalu yakin karena hanya pernah mendengar namanya dari bibir chanhee. tapi ya biarkan saja lah. pun juyeon ikuti kevin untuk masuk lebih dalam,

sampai akhirnya ia berhenti. kaget. pergelangan tangannya bersinar. angka 130923 permanen terukir itu beneran bersinar. tidak, tidak, tidak. juyeon panik. langsung keluar dari kamar inap, tidak peduli teriakan kevin yang memanggil namanya berulang kali.

juyeon gak mau tau siapa soulmate-nya. mau pulang, mau tidur saja. seharusnya tadi tidak ikut. kakinya tanpa sadar berlari. salah besar, juyeon jadi menabrak orang.

seorang pemuda, berpakaian kemeja putih— seperti baju khusus pasien rumah sakit, dan celana warna cream selutut. rambutnya berwarna blonde keabu-abuan. cantik.

“e-eh, maaf, maaf banget.” juyeon langsung menunduk. tangan diulur untuk bantu pemuda itu untuk bangkit.

pemuda itu tersenyum, “gak apa-apa.”

aneh. bibir juyeon kelu. jujur, senyumannya manis. juyeon gak bodoh—degupan jantung berantakan, mata terkunci. semuanya jelas. ia paham ia jatuh cinta pada pandangan pertama.

mereka berdua berdiri tanpa sepatah kata selama 2 menit, dengan juyeon yang masih terperangkap di fase ‘baru jatuh cinta.’ hingga akhirnya pemuda itu menunduk dan melangkah pergi,

kalau saja juyeon tidak menahan kemudian berteriak, “wait! tell me your name!

“hyunjae. kamu?”

“juyeon.”

nice to know you, juyeon. uhm, aku pergi duluan ya? dadah!”

juyeon hanya mengangguk sambil memperhatikan hyunjae yang berjalan menjauh. ia serius akan kembali datang rumah sakit ini hanya untuk melihat hyunjae.

tapi tunggu dulu. juyeon fokuskan pandangan ke pergelangan tangan hyunjae, dan,

eh..? tidak ada sama sekali..?