the culprit : puppet controller

butuh sekitar 45 menit untuk semua sampai dan berkumpul di markas, yang mana osamu terlihat begitu tidak sabaran—ingin beri tau siapa sebenarnya pelaku dibalik segalanya.

who is it?!” semi jadi orang pertama meledak. masih merasa sebal karir musiknya hampir hancur sekaligus dirinya tidak bisa menyelamatkan rumah korban yang terkena ledakan. untung saja managernya cukup handal membalikkan situasi, mengeluarkannya dari skandal.

sedangkan iwaizumi dan oikawa yang berada diujung hanya diam sambil saling tatap satu sama lain dalam waktu singkat. keduanya berubah fokus setelahnya. seakan tatapan tadi berkata, 'harus waspadai segala gerak gerik serta kalimat dari siapapun yang ada di ruangan ini.'

“akaashi. dia pelakunya.”

serius. osamu mengatakan itu dengan nada penuh keseriusan. tentu buat yang lain terkejut—shirabu sampai berdiri dari tempat duduknya, mata mengerjap secara cepat tidak percaya apa yang barusan dikatakan sang penjual senjata. satu satunya yang tidak terkejut adalah suna, lelaki itu malah sedikit mengernyit. seperti bingung.

are you fucking serious? sialan, padahal gue udah kasih kesempatan ke dia buat ngelanjutin hidupnya,” decihan shirabu terdengar setelah mengucap kalimat penuh kemarahan.

“buat apa gue bohong,” osamu menjeda ucapan, “gue yakin pasti dia. because akaashi used to work for you guys, right? that means he has a connection to this base's computers and that's how he used suna's ip.

ah. ekspresi oikawa sebelumnya tenang, berubah jadi sesuatu yang tidak bisa dideskripsikan setelah osamu menjelaskan. seakan seperti sudah ketemu apa yang sedari tadi ditunggu. iwaizumi tau itu, oleh karenanya tangan menggenggam pelan tangan oikawa—'don't let him see through you.' adalah kalimat disalurkan dalam diam.

berbeda dengan suna yang masih mengernyit. bahkan kali ini terlihat dengan jelas bahwa ia bingung. hanya semi dan shirabu yang miliki ekspresi wajar—paham dan percaya akan penjelasan osamu.

“jadi kita perlu cari akaashi dulu ya,”

semi bergumam dibawah nafasnya, mata tanpa sadar perhatikan ketuanya yang anehnya daritadi hanya diam. tidak biasanya iwaizumi berlaku begini. tidak ada melontarkan kalimat satupun padahal mereka sedang bicarakan suatu hal yang krusial.

ada yang disembunyikan, pikiran semi menyimpulkan. dan saat ia mengalihkan atensi sebentar ke arah kiri, semi tau dengan jelas bahwa shirabu juga memikirkan hal yang sama.

pun osamu mengangguk sebagai jawaban semi. setelahnya— “kapten,” ia memanggil iwaizumi yang langsung berdeham, “i know where akaashi is, and i have a plan. sedikit beresiko tapi kita bisa langsung laksanain rencananya besok.”

alright, let's do it then.” iwaizumi menaikkan bahunya. tanda bahwa ia tidak masalah apabila mereka menggunakan rencana yang entah kapan dibuat oleh osamu.

sontak, senyum cerah menandakan bahagia menemukan jalannya ke wajah osamu. tetapi senyuman itu terlalu cerah— buat oikawa menahan dengusan yang hampir keluar dari belah bibir.

“siap kapten! ah ya, karena semua udah terkendali, i'm gonna go home with suna, boleh kan?”

belum ada yang sempat menjawab. osamu sudah tarik suna keluar dari markas sambil dadah-dadah, senyum yang tadi masih terpampang dengan jelas. dan mungkin shirabu salah lihat—ataukah suna memang benar terlihat seperti sedang marah?