roll in the bank : six floors

shirabu menyeringai setelah mendengar perintah dari iwaizumi, “lo denger dia kan, akaashi.”

tanpa disuruh dua kali, akaashi langsung mematikan seluruh system bank—kecuali cctv yang memang sudah di non aktifkan sebelum misi dimulai. ia menoleh ke arah shirabu lalu mengangguk. memberi tahu bahwa semuanya sudah terkendali.

'done. kalian bisa masuk sekarang.'

iwaizumi sebenarnya sudah tau tanpa shirabu melaporkannya. karena dome yang terbuat dari kaca memudahkan untuk lihat langsung bagaimana bank tersebut sudah gelap gulita,

ya, benar sekali, mereka akan bertarung dalam kegelapan. maka dari itu mereka langsung gunakan night vission glasses—semi sedikit mengerang, tidak menyukai pandangan mata jadi hijau neon. berbeda dengan oikawa yang seperti antusias. katanya sih, “ini membuatku tambah keren!”

kalau iwaizumi? ia diam saja, sudah terbiasa menggunakan kacamata tersebut. juga terlalu fokus ke misi yang membuat tangannya memecahkan kaca. jadikan itu pintu masuk mereka ke dalam bank.

pun langsung loncat ke dalam satu per satu, dimulai dari semi, kemudian oikawa, diakhiri oleh iwaizumi.

we're in,” iwaizumi mengabari shirabu sebentar, lalu langsung memperhatikan sekitar.

persis sama seperti denah. 6 lantai berbentuk persegi, setiap lantainya (kecuali lantai pertama) mengelilingi kekosongan di tengah. posisi mereka berada di lobby lantai teratas—sedangkan brankas yang menjadi tujuan ada di lantai pertama. tepatnya di belakang dinding dekat tempat credit application yang memiliki sensor pemindai wajah tercanggih.

bisa dibilang, hanya sang pemilik yang bisa masuk. tapi tentu saja mereka sudah tau cara mengatasinya dengan gampang.

setelah pastikan lantai tempat mereka berada benar-benar kosong, mereka langsung bersiap untuk turun langsung ke lantai pertama. tapi tidak dengan oikawa. ia akan tetap berada di atas agar bisa dapatkan penglihatan akan target secara jelas. maka dari itu, oikawa sibuk menyiapkan remington 50-nya untuk dapatkan pijakan yang tepat sehingga memudahkan menembak dari posisi tengkurap.

all done, yeay! dah sana pergi kalian,” oikawa berbicara sedikit pelan sambil mengibas tangan seakan mengusir kedua lelaki yang sedari tadi berada disamping kanan kirinya, membuat semi menghela nafas tahan kesal. tanpa oikawa beri tau pun ia dengan senang hati akan pergi tinggalkan sang model sendirian.

semi sudah berbalik dan hampir melompat ke bawah, jika saja tidak sadar iwaizumi bahkan belum bergerak sama sekali. hampir memanggil kaptennya itu tetapi kemudian teringat sesuatu yang membuatnya hanya bisa menunggu. pasti berdua itu melakukan kebiasaan mereka kalau harus berpisah atau berada begitu jauh dari jangkauan masing-masing.

kebiasaan itu, sama sekali tidak ada kata berada diantaranya, sekedar iwaizumi menempelkan keningnya dengan kening oikawa. hidung sedikit bersentuhan. kedua tangan saling menangkup wajah masing-masing sambil mendengarkan nafas serta degupan secara perlahan.

mungkin yang lain akan heran, kenapa lakukan dalam keheningan. namun bagi mereka, itu adalah janji, mereka yang pasti akan menemukan dan kembali pada satu sama lain lagi. mau susah atau mustahil sekalipun.

iwaizumi lah yang pertama melepaskan diri setelah dua menit lamanya mereka berada dalam posisi seperti itu. tanpa tambahan apapun, ia langsung berbalik dan mengikuti semi, dimana kemudian berdua langsung melompat kebawah secara bersamaan. tinggalkan oikawa sendiri di lantai enam.