roll in the bank : miya osamu

seems like your plan failed, mr. iwaizumi.

iwaizumi menoleh, lalu membersut kepada sang pembicara berambut warna abu yang sekarang berjalan ke arahnya dan berhenti tepat ketika jarak mereka hanya sisa 2 langkah saja.

“bajingan.” mengumpat begitu saja sebagai jawaban orang itu. tangan secara automatis mengarahkan pistol, siap untuk menembak kapanpun.

emosi, iwaizumi paling tidak suka jika ada seseorang yang mencampuri misinya. benar-benar bunuh diri kalau melakukannya dan si rambut abu ini, seperti sukarela berjalan ke kematian.

“woah woah, santai—let me introduce myself first,” orang itu berkata sambil senyum cerah. sama sekali tidak takut terhadap pistol milik iwaizumi yang mengarah langsung ke jantungnya.

my name is miya osamu, seorang.. uhh—gampangnya, penjual senjata terbaik di kota ini.”

hah? apa?—iwaizumi membelalak, namun sebelum bisa menyuarakan isi pikiran, osamu sudah duluan berkata seakan membaca apa yang ingin iwaizumi katakan.

“ya, benar sekali! yang punya brankas ini, miya atsumu, dia kembaran gue. but, no worries. i'm no longer in contact with him, makanya gue disini buat ambil cek-nya dia,”

“dan gue gak mau cari masalah sama lo, because i know FBI, CIA, and Interpol are all under your favor, mr. iwaizumi.” osamu menjelaskan secara panjang sambil menaikkan kedua tangan ke atas secara main-main. gestur yang seakan beri tahu ia tidak ada defense untuk lawan iwaizumi.

tidak cari masalah, dia bilang. iwaizumi mendengus. jelas-jelas osamu cari masalah dengannya. yang diinginkan osamu juga diinginkan oleh dirinya, sangat tidak mungkin jika iwaizumi lepaskan begitu saja.

“lembar cek itu punya gue sekarang, gue gak bakal ngasih itu ke lo. lagian, what the fuck will you gain by taking your own twin's money?

osamu naikkan alis, “what will i gain, you ask? jelas kepuasan dan kemenangan lah. atsumu musuh utama gue sekarang, kalau gue ambil cek itu ya dia bakal jatuh sejatuh-jatuhnya karena itu sumber utamanya dia.”

ah, ternyata itu tujuan utamanya. iwaizumi turunkan pistol. kemudian berjalan mendekat, membuat osamu mengernyit. tambah bingung lagi ketika iwaizumi menyodorkan tangan kanannya,

miya atsumu is also one of my biggest enemies. dan ya, musuh dari musuh adalah temen, so why won't we work together, miya?” iwaizumi beri tawaran, dan yang mendapat tawaran menyeringai. kalau itu disetujui maka bukan hanya iwaizumi saja yang akan sangat untung tetapi osamu juga.

well, that sounds interesting. tapi temen gue, the hacker—suna rintarou, dia juga harus ikut atau gue gak bakal mau kerja bareng lo sama tim lo.”

iwaizumi menaikkan pundak, “gak masalah sih. so? is it a deal now?

yeah, deal. oh ya, jangan panggil gue miya lagi. i don't like it.

pun osamu menyambut sodoran tangan iwaizumi, berjabat tangan membentuk sebuah perjanjian dalam hening untuk bekerja sama.