roll in the bank : a change in the course

suara kaki mendarat di lantai tentu saja jadi perhatian.

belasan penjaga langsung mengacungkan pistol ke arah mereka (lebih tepatnya, ke arah suara) walau tidak bisa melihat. lantas semi mengeluarkan katana dan mengacungkannya ke depan via satu tangan saja, berbeda dengan iwaizumi yang memilih untuk tidak menggunakan senjata.

ada alasannya. mereka jelas diuntungkan disini, bisa lihat dalam kegelapan. namun iwaizumi berpikir akan lebih untung lagi jika mereka berkelahi tanpa suara satupun. kalau ia gunakan salah satu pistol, bunyinya akan terlalu nyaring, bisa buat penjaga tau lokasinya secara spesifik.

toh juga ada oikawa. terbukti bagaimana musuh satu per satu tumbang begitu saja, tidak ada bunyi tembakan sama sekali karena gunakan peredam. tapi mereka tidak mungkin mengandalkan semuanya kepada oikawa, sehingga semi maju dan tanpa ragu menebas, lalu iwaizumi menendang dan menonjok dagu penjaga yang lumayan dekat dengannya.

peluru dari lawan pun dilepas tanpa ampun. para penjaga yang tersisa itu ketakutan. hanya bisa menembak buta arah, yang tentu saja berhasil dihindari oleh iwaizumi serta semi dengan mudah.

you go first. biar gue yang tanganin disini, iwa.” semi berbisik kala ada jeda pengisian peluru, iwaizumi mengangguk paham dan berlari tanpa suara ke arah dimana brankas itu berada.

ketika ia sudah agak dekat, tangan melemparkan satu dari dua grenade yang dimiliki ke dinding pelindung brankas. itulah yang iwaizumi minta shirabu untuk buatkan—bukan berisi bubuk mesiu, melainkan cairan yang memiliki asam kuat hingga bisa melepuhkan besi sekalipun.

dinding itu seketika langsung berlubang. iwaizumi masuk, berada depan mata dengan brankas incaran. ia bersiap untuk melempar grenade lagi, maka dari itu mundur beberapa langkah. dan sudah, begitu saja, pintu brankas itu melepuh.

sebenarnya iwaizumi bisa membuka brankasnya dengan beberapa equipment canggih, hanya saja terlalu rumit dan memakan waktu jadi melepuhkannya adalah opsi yang sempurna.

karena sudah melepuh, isinya pun terlihat. tetapi brankas itu hampir kosong. tidak terkejut sih, iwaizumi tau. sang pemilik menaruh seluruh uang dalam selembar kertas cek di tengah-tengah brankas.

baru saja tangan ingin mengambil, tiba-tiba alarm bank berbunyi dan lampu-lampu kembali menyala berserta seluruh fasilitas bank, membuat iwaizumi terkejut. sontak mencoba menghubungi shirabu,

“shira! sistem banknya menyala kembali!”

tidak ada jawaban. tidak, tidak akan menyerah—iwaizumi coba lagi,

“shirabu! can you hear me?!—oi, shirabu!”

mau bagaimanapun mencoba, tidak akan bisa. komunikasi mereka terputus sepenuhnya.