pain of the unknown.
-
kamarnya gelap. tidak ada sinar matahari yang biasanya masuk malu-malu dari belakang gorden. sama sekali tidak ada. kasur berantakan, selimut tergeletak diujung. bantal dilempar melayang keluar. ini bukan seperti biasanya.
memang sengaja hyunjae biarkan begini. agar diri bukan satu satunya yang hancur. hahaha, tawa miris menggema. hyunjae cengkram rambut, tidak menginginkan rasa pening yang sedari tadi menghantui.
dimana lelaki itu? dimana?
dimana ia saat hyunjae membutuhkannya?
matanya perih, sudah tidak bisa menangis lagi. “berhenti, hentikan. tolong,” bibirnya bergumam terus menerus,
sakit. sangat sakit. tubuhnya terasa begitu panas, hyunjae simpulkan efek dari apapun yang kemarin juyeon lakukan padanya.
juga otak tidak bisa berpikir jernih,
ingatannya perlahan kembali. seakan membunuh hyunjae lebih dalam, karena juyeon sekarang tidak ada disampingnya. tidak menemaninya. ia berjuang sendiri, hanya untuk mempertahankan kewarasan.