opening
truth to be told, juyeon gak pernah suka dengan angka-angka di pergelangan tangannya. orang tua selalu berkata, “itu takdirmu nak. suatu saat, keenam angka itu akan bersinar ketika bertemu dengan soulmatemu dan akan temukan angka yang sama di pergelangannya.”
sedikit.. terdengar seperti bullshit.
juyeon paham kok soulmate memang ada— bukti pertama, tidak usah jauh-jauh, orang tuanya. bukti kedua, kevin dan chanhee, dua duanya merupakan teman dekat dan ya ketika mereka bertemu, boom! pergelangan tangan mereka bersinar begitu saja.
hanya saja rasanya aneh. bukankah orang dapat kebebasan untuk mencintai siapapun yang mereka mau? dengan takdir yang mengikat, itu sama saja dengan dijodohkan. well at least, thats what he thinks.
maka dari itu juyeon gak pernah ambil pusing mencari soulmate-nya. toh juga ia gak yakin bisa jatuh cinta dengan siapapun orang itu nantinya.