open your eyes
mau seberapapun jiwa tolak, hati sudah perlahan sapa ketakutan— nafas berubah begitu masai, hampir terkesan seperti tercekik kala semi paksa tungkai tanpa alas miliknya untuk berlari diatas jalanan yang dingin.
pikiran kalut. isinya hanya— shirabu, shirabu kenjirou, soulmatenya. tidak mungkin kan? yang di berita, sama sekali tidak mungkin. belum ada genap 2 jam mereka berbincang lewat pesan, shirabu sekarang pasti berada di dalam rumah.
kan semi sudah beri larangan untuk keluar. tetapi jauh di dalam hati semi tau shirabu tidak akan berpikir dua kali untuk menghiraukan perkataannya. ah, sial sial sial. semi bisa rasa mata mulai buram, sedikit demi sedikit terbelenggu tangisan.
sebentar lagi sampai di tempat kejadian, lagi-lagi semi hiraukan fakta— tempatnya dekat dengan apartment serta supermarket yang memang sering didatangi untuk belanja. masih berpegang teguh pada kebenaran semata yang dibuat agar diri tenang.
ketika sampai, polisi sudah berada di sana. banyak orang-orang berkumpul. semi tarik nafas gemetar, kaki lemas tuju badan yang terbujur kaku di tengah dengan darah masih segar disekitar.
pun mata tangkap rambut berwarna tembaga meruak dari dalam kain yang tutupi. ‘ah, tidak, kan bukan hanya shirabu yang memiliki rambut yang berwarna seperti itu.’ lalu tatapan menurun, ke arah pergelangan yang mana merupakan letak tanda soulmate—
jantung semi seakan dicaci, diinjak hingga dasar bumi paling dalam. tanda itu, bentuk jantung, hanya milik shirabu. dan sudah tidak berwarna lagi.
seketika semua begitu kosong. begitu sakit. semi tidak peduli, terobos paksa untuk dekati—telinga tuli akan teriakan polisi agar menjauh. hah, melawak. bagaimana bisa semi menjauh dari shirabu, soulmatenya, yang sekarang begitu dingin dalam pelukan dengan tangan gemetar.
“ke-ken, denger kakak kan? i’m—i’m here now, ayo bangun ya? kita belanja sekarang juga,” semi menyatukan dahi mereka, tangis terjatuh menyedihkan diatas wajah shirabu yang bersimbah darah.
sudah, hentikan semua ini. semi tidak kuat, meraung-raung tidak berhenti meminta shirabu untuk kembali, meminta kepada tuhan agar cintanya bernafas kehidupan lagi.
ia peluk shirabu semakin erat— tidak peduli baju jadi tenggelam dalam darah. bahkan ia tidak sadar orang-orang disekitarnya menatap dirinya dengan iba, polisi yang sedari tadi berteriak saja terdiam ketika mengetahui bahwa semi adalah soulmate dari sang korban.
“dek,” suara semi betul-betul serak, “you know i can’t live without you, right? aku gak bakal kuat kalau harus nungguin kamu sampai kehidupan selanjutnya lagi— ayolah, ke-ken, open your eyes, please.”
memohon hingga suara habis, hingga badan mati rasa akibat dilingkupi udara dingin. karena apapun itu, semi akan lakukan apapun kalau itu bisa mengembalikan shirabu nantinya.
namun semi tidak mengetahui bahwa apa yang ia lakukan benar-benar kembalikan shirabu dengan cara paling terburuk.