old vinyl and macarons.

mereka diam. hanya ada alunan lagu diputar random sesuai radio yang dinyalakan heeseung saat menaiki mobil setelah menyelesaikan sarapan bersama. walau begitu, sunghoon nyaman. mungkin karena scent vinyl tua milik heeseung bercampur dengan harum macarons miliknya.

sebenarnya scent mereka sudah bercampur sedari pertama sunghoon dibawa ke apartment, namun baru kali ini benar-benar melingkupi seluruhnya sehingga rasanya begitu hangat layak dipeluk.

bahkan itu membuat perjalanan ke rumahnya jauh lebih singkat. padahal, apartment heeseung letaknya sedikit jauh dari kota. kalau sunghoon hitung-hitung, seharusnya bisa memakan waktu sekitar 20 menit. ini bahkan belum ada 10 menit.

“gak usah turun, alpha. aku cuma sebentar aja.” sunghoon berkata kala heeseung akan mematikan mobil saat sudah sampai depan rumah, yang mana yang lebih tua langsung merespon dengan wajah bingung.

“beneran?“

hanya mengangguk sebagai jawaban, sunghoon langsung keluar dari mobil— mengingat waktu mereka terbatas karena sebentar lagi bel masuk sekolah berbunyi.

sunghoon secepat kilat masuk ke dalam rumah, berlari ke kamar di lantai dua. tidak mau membuat heeseung menunggu terlalu lama. bahkan teriakan sang ibunda sedikit tidak dihiraukan, walaupun pada akhirnya sempatkan untuk salim dan bilang akan menjelaskan semua nanti pas pulang sekolah.

ah. sepertinya ia berganti pakaian terlalu cepat. heeseung kaget lihat sunghoon sudah duduk manis disamping menggunakan seragam sekolah lengkap, “cepet banget?”

sang omega tersenyum lucu, “huum! gak mau buat kita telat.”

heeseung ikut tersenyum— secara mendadak ambil tangan sunghoon untuk digenggam, lalu menjalankan mobil dengan satu tangan.

ada apa dengan heeseung hari ini, sunghoon sedikit bingung. sedari pagi lelaki itu melakukan tindakan yang buat jantung degup begitu cepat dan pipi jadi merah bak bunga mawar bermekar.

bukan berarti tidak suka. ia sangat suka, malah. afeksi-afeksi kecil yang heeseung tunjukkan sukses membuatnya tambah jatuh.

lagian, bagaimana sunghoon tidak tambah tenggelam pada perasaan, apabila hal pertama yang heeseung lakukan ketika mereka sampai di sekolah adalah menariknya mendekat—

darling, can i scent you?” heeseung berucap tepat di telinga membuat sunghoon bergidik, “aku kemungkinan tidak bisa bertemu denganmu sampai nanti pulang sekolah. jadi, boleh, ya?”

begitu sang omega mengangguk, scent glands-nya langsung diendus perlahan oleh heeseung yang kemudian berubah menjadi kecupan-kecupan kecil. tidak butuh lama agar scent heeseung melekat kuat, kini lebih bercampur dengan manis scent-nya.

tangan sunghoon gemetar sedikit, memberanikan diri untuk mengelus leher heeseung sebagai upaya agar ada scent miliknya juga di tubuh heeseung.

sunghoon tidak berani berlaku bertindak sejauh heeseung— tetapi bagainana ia menolak kalau heeseung sendiri menjenjangkan lehernya sedikit, menyuruh sunghoon agar berlaku hal yang sama.

pun akhirnya sang omega mengusalkan scent macarons miliknya perlahan di leher alpha-nya, namun tidak ada lebih dari semenit karena heeseung menarik diri. sunghoon baru tersadar nafas mereka berdua mulai masai— ah. pantas heeseung langsung menjauh. kalau dilanjutkan, mereka bisa bolos sekolah.

see you later, hoonie.” heeseung mengacak rambut sunghoon, dengan senyum lukis bibir.

sunghoon mengangguk lucu, “see you, alpha.”