late night drive.

tawa canda jadi teman sejati dari lagu yang lingkupi mobil sedan hitam dikendarai oleh iwaizumi. mungkin sudah ada 10 menit mereka berkendara, yang mana diawali dengan oikawa meloncat dari jendela kamarnya dan saat masuk mobil langsung mengeluarkan pernyataan tentang lagu yang disetel waktu itu,

“ini.. lagunya arctic monkeys yang judulnya 'when the sun goes down', bukan ya?”

“iya benar kok,” iwaizumi menoleh sedikit, “memangnya kamu belum lihat playlistku di love loop?”

aduh, oikawa lupa. jadinya hanya tertawa kecil, lalu menggeleng. awalnya mengira percakapan akan mati disitu, tapi siapa sangka iwaizumi malah menyodorkan handphone-nya, “nih, playlistku. sekalian atur aja lagunya.”

oikawa awalnya tidak mau. handphone itu privasi masing-masing orang, walau berdua memang sudah ucap nyaman satu sama lain dan dipegangkan cuma untuk mengatur lagu, tetap saja. mereka belum ada seminggu bertemu.

tapi, ya sudah lah. tangan terima handphone milik lelaki rambut hitam itu, pun oikawa putar lagu sesuai moodnya. maka dari itu sekarang, lagu yang sedang diputar adalah lagu kesukaannya.

“lagu kesukaanmu?” iwaizumi bertanya tanpa menoleh, oikawa terkejut bukan main. bagaimana tidak, lagunya saja baru mulai 2 detik. belum lagi ditambah fakta oikawa belum ada bilang bahwa 'who do you love' milik 5sos itu favoritnya.

“iwa-chan tau dari mana?!”

terkekeh, “love loop, lah. lagu itu nomor satu di playlistmu.” kali ini iwaizumi miringkan kepala guna tatap oikawa sambil tersenyum tipis.

pertanyaannya adalah, untuk apa iwaizumi tersenyum seperti itu? oikawa bisa rasa pipi memerah. sinting, iwaizumi hajime tampan luar biasa tersenyum dengan hanya satu tangan memegang stir.

akhirnya oikawa buang muka, mengganti atensi ke pemandangan gelap nan indah kota. sebentar, ini bukan di kota lagi. melainkan.. di pantai? oikawa baru sadar, mengerjap beberapa kali karena baru kali ini dibawa ke pantai pada tengah malam.

indah, sangat indah. baru saja oikawa tenggelamkan diri dalam keindahan, ia mengembalikan atensi ke iwaizumi kala mobil yang dikendarai berhenti, “iwa-chan, kenapa berhenti?” oikawa bertanya.

“ayo turun. gak apa-apa kan berjalan sebentar keliling pantai?”

tentu saja tidak masalah. oikawa dengan senang hati keluar dari mobil, kemudian sedikit tersentak ketika iwaizumi sampirkan jaket hitam serta menggengam tangan kanannya.

iwaizumi, astaga. lelaki itu terlalu soft. hati oikawa lelah sedari tadi berdegup terlalu kencang hingga terasa ingin keluar dari relung.

mereka jalan berdua, bersampingan dan bergandengan, tengah malam di pantai. jika ada seseorang yang melihat, pasti disangka pacaran atau bahkan menikah. terlihat jelas senyum lukis kedua wajah, walau oikawa senyum lebih lebar sedangkan iwaizumi hanya senyuman tipis andalannya.

tetapi mendadak oikawa berhenti, terjatuh di kedua lututnya. iwaizumi panik, “tooru?! hey, kamu kenapa?”

mau menjawab namun lidah kelu. rasanya pusing, oikawa tidak kuat. kepala seperti dihantam berulang kali. mata mulai kabur, ia sedikit terisak. kesadaran juga sudah diambang batas, bahkan ia tidak sadar telah digendong oleh iwaizumi dan dibawa balik ke mobil.

ketika oikawa rasa dirinya didudukkan di kursi mobil, ada sebuah kilasan memori muncul di dalam kepala. memori tentang dirinya dan seseorang, di pantai yang sama, berlari sambil bermain air.

siapa..? itu siapa? kenapa aku tidak ingat?

kesadaran oikawa kembali tepat dengan pusing yang mulai tinggalkan kepala. ia menoleh, melihat wajah iwaizumi dipenuhi panik.

“ini, minum dulu,” iwaizumi sodorkan satu botol air putih dan oikawa langsung meminumnya, “sudah agak baikan? kamu tadi kenapa, tooru?”

oikawa angguk sedikit, “aku tidak tau kenapa, iwa-chan. rasanya.. pusing.”

helaan nafas dihembuskan oleh iwaizumi, pun mobil dinyalakan. tanda bahwa oikawa akan diantar pulang. lagian, tidak mungkin kan jika mereka melanjutkan berjalan kalau keadaan oikawa saja seperti ini.

secara tidak sadar, oikawa mengambil handphone iwaizumi yang ada di dashboard mobil, seakan-akan sudah kebiasaan jadi seseorang yang atur lagu yang akan disetel. tapi terkunci, oikawa tidak tau passwordnya.

“iwa-chan, passwordnya.” iwaizumi menaikkan alis, namun tetap mengambil handphone-nya dan menekan angka-angka passwordnya.

ah, tunggu dulu. walau oikawa tidak terlalu lihat jelas karena masih pusing ditambah lagi pencahayaan minim, tapi ia tau tata letak angka handphone bermerk apel gigit itu, sehingga bisa ketebak iwaizumi menekan angka 0720.

20 juli. ulang tahun oikawa.

bagaimana.. bagaimana bisa iwaizumi tau?