i'm here. (part two)

“jadi, hyunjae mau ceritanya dimulai dari mana?”

juyeon bertanya, berikan seluruh atensi kepada hyunjae yang sekarang menyender ke headboard (disuruh oleh juyeon, katanya agar hyunjae tidak pegal). posisi mereka berdua sekarang berhadapan. tidak lagi bersampingan dipinggir kasur.

hyunjae mengedikkan bahu. masih bingung entah apa awal dari cerita mereka. namun ia penasaran, “kamu bilang kita dikutuk, kan?” juyeon langsung mengangguk, “lalu kenapa bisa kesini? bukankah kalau pasangan dikutuk biasanya tidak bisa bertemu?”

mendengar itu juyeon tertawa lepas. hatinya benar-benar senang, tidak peduli dengan hyunjae yang menatap aneh. karena sepertinya hyunjae tidak sadar bahwa barusan saja tadi seperti mengiyakan kalau mereka berdua memang terikat, tapi baguslah jika begitu.

“ya memang kita tidak bisa bertemu dulu, hyunjae. kalau bisa sejak dulu maka aku tidak mungkin akan menunggu selama ini. kutukan sialan itu melarangku bertemu denganmu lebih cepat,”

jemari juyeon bergerak maju, memainkan sedikit jemari hyunjae yang sekarang sudah tidak berjengit lagi dan malah membiarkan saja jemari mereka berdua saling menari dengan satu sama lain.

“aku bisa disini karena kamu kemarin sempat memanggil namaku. kutukan kita memang akan berakhir jika kamu mengingatku, atau mengucap namaku, apapun yang berhubungan denganku. dan ya begitu lah akhir dari kutukan kita.”

jadi begitu ternyata, hyunjae menganggut paham. namun sedetik kemudian alisnya bertaut. kembali bingung. “kutukan kita hanya begitu saja?”

juyeon menggeleng. “tidak, itu hanya sebagiannya saja. kutukan kita berbeda, hyunjae. kamu yang dibuang dari kerajaan dengan ingatan dihapus, dan aku yang dikurung 5 tahun dengan kekuatanku diambil separuh. karena itu aku bahkan sampai meminta bantuan adikku.”

“adikmu?”

“ya. kamu kemarin bertemu dengannya duluan, di gerai milik haknyeon.”

tunggu dulu, apa? berarti lelaki rambut merah itu, adik juyeon? sang pangeran kedua? hyunjae mendelik kaget. pantas saja lelaki itu melihatinya dengan aneh. tenyata oh ternyata. lihat reaksi hyunjae begitu juyeon hanya senyum tipis, paham pasti masih mencoba untuk memproses.

“namanya sunwoo. dia membantuku mencari dimana keberadaanmu disini, sekaligus memberiku ide untuk mencoba membuatmu ingat lewat mimpi. dia juga yang sengaja memberi seperempat kekuatannya ke haknyeon. kalau tidak ada sunwoo ataupun haknyeon aku rasa aku tidak akan pernah bisa bertemu denganmu lagi,”

“tapi juyeon..” hyunjae baru sadar akan sesuatu, sehingga langsung panggil juyeon dimana lelaki itu langsung berdeham lembut tanda kalau ia sedang mendengarkan.

hanya saja hyunjae sedikit takut mengucapkannya, entahlah. rasanya seperti daritadi tidak dijelaskan seakan memang tidak mau diungkap. juyeon sadar akan ketakutan hyunjae, dan jemari yang sedari tadi hanya bermain berubah mengenggam sepenuhnya. 'gak apa-apa, ngomong aja' secara tidak verbal menyampaikan ke hyunjae.

“apa kita melakukan sebuah kesalahan besar..? tidak mungkin kan kita langsung dikutuk begitu saja, dan juga apa aku seorang iblis sama sepertimu?”

hyunjae selesai bertanya, juyeon mengambil nafas gusar. “ya, kita sendiri saja sudah kesalahan yang terbesar. aku, kamu. seharusnya sama sekali tidak terikat, bahkan untuk bertatap muka seperti sekarang saja sudah terlarang.”

“hah?”

“kita beda, hyunjae. aku iblis, kamu malaikat.”

pantas saja dikutuk. pun hyunjae menunduk, selama ini ia bukan manusia? ternyata adalah malaikat dan lebih parah lagi terikat pada seorang iblis. tidak habis pikir. kepalanya tambah pusing.

terhitung sudah sejam lebih sejak juyeon menceritakan tentang mereka, dan bagian ini yang paling hyunjae tidak sukai. bagaimana bisa mereka berbeda, namun terikat? sudahlah, hyunjae tidak mengerti.

“maaf.” satu kata dari juyeon, serta hyunjae yang ditarik ke pelukan. hancur. juyeon hangat. tapi sesak. hyunjae menangis, entah mengapa. rasanya sangat sakit. walau ingatan belum kembali tapi hyunjae akui rasa di relung pasti tetap ada dan sekarang begitu menusuk.

beberapa menit terlewat yang hanya diisi isak tangis hyunjae, hingga juyeon memecahkannya dengan mengatakan “aku sayang kamu, hyunjae,”

lalu menutup mata hyunjae secara tiba-tiba, dengan satu tangannya lagi mencengkram tengkuk, serta bibir menggigit dibawah telinga,

“maka dari itu aku minta maaf, lagi.”

dan hyunjae tidak sadarkan diri begitu saja.