get to work
jam di dinding menunjukkan waktu jam 8 malam— ah, pantas saja lampu-lampu secara langsung menerangi markas. shirabu mencoba untuk mengedipkan mata agar menyesuaikan, terlalu terbiasa bekerja dalam cahaya temaram.
ia kemudian menoleh sedikit, lihati akaashi sudah mulai sibuk mengotak-atik komputer yang berada di ruang tengah lantai dua. paham sih tentang teknologi tapi shirabu tidak pernah tertarik.
akhirnya putuskan untuk ambil minum. shirabu tinggalkan akaashi dan berjalan ke dapur— tenang, akaashi tidak bisa macam-macam karena lehernya telah dipakaikan semacam choker yang terdapat jarum kecil di tengah, siap menginjeksi racun mematikan secara automatis.
saat kembali, semi sudah datang dengan senyum bodoh terpasang di wajahnya. shirabu geleng-geleng kepala lihatnya,
“you’re early, tumben.”
semi menaikkan alis. “of course i am. lo bilang lo kangen jadi ya gue datang secepat mungkin,”
sial. shirabu malu, malu sekali. kepala langsung menoleh ke arah lain— tidak mau semi lihat pipinya yang memerah. semi cuma terkekeh dan tarik tangan shirabu biar jalan bareng ke lantai dua.
“oh, so this is akaashi huh?” kata semi ketika mata dapat lihat lelaki berparas indah duduk di tengah peralatan komputer.
ia tersenyum, mencoba untuk terlihat ramah, tetapi malah terlihat intimidating hingga akaashi ketakutan— berjengit dan meringkuk mencoba menjauh.
shirabu ketawa liatnya, “muka lo kayak penjahat sih sampai anak orang ketakutan gitu.”
“says the one who have his bangs cut in a diagonal way,”
semi mendengus, shirabu mendelik. mereka bisa saja berkelahi untuk kedua kalinya dalam seminggu ini, namun untungnya mereka ingat akan jalani misi jadi ya hanya sebatas tatapan mata sinis dilempar ke satu sama lain.
mereka hening beberapa saat namun tiba-tiba terdengar suara nyaring seperti pintu menjeblak terbuka. sontak tanpa ragu, semi mengeluarkan sebuah hira shuriken dari dalam lengan dan shirabu mengarahkan tangannya ke belakang punggung dimana ia sembunyikan pisau andalannya.
mereka berdua langsung waspada, serta beri kode untuk akaashi agar masuk ke ruangan yang berada di ujung koridor. tetapi setelah mendengar suara teriakan “YAHOOO!” mereka langsung tau sang tersangka adalah oikawa. semi hela nafas sedangkan shirabu memutar matanya malas.
oikawa terlalu berisik. padahal di markas hanya ada mereka berempat, akaashi dan beberapa penjaga saja.
“eeyy!~ kenapa muka kalian tegang gitu?” sang model berjalan sambil tertawa lucu melihati semi dan shirabu yang masih sedikit berada dalam posisi siap siaga. ia diikuti oleh iwaizumi dari belakang yang juga tertawa sedikit.
shirabu mendecih, “oalah asu— coba kalau masuk tuh yang normal-normal aja.”
lagi-lagi oikawa ketawa, tangan pukul kecil pundak shirabu dimana yang dipukul langsung tatap sinis.
selalu begini. mereka mana pernah akur. melihatnya, iwaizumi hanya menggeleng-geleng. “udah udah, it’s almost time so let’s change our clothes,”
“and let’s get to work.”
pun misi mereka untuk merampok bank dimulai.