first meeting
suna hela nafas, kaki berjalan malas menaiki tangga ke lantai tiga—menuju dapur dimana ia harus buatkan sepiring indomie ditambah telur dan sosis untuk osamu.
koridor asrama terasa begitu mencengkam. sinar matahari belum masuk, sehingga semuanya gelap. tapi suna tidak takut, toh diri sudah terlampau sering melewati koridor-koridor ini pada jam larut malam seperti sekarang.
tetapi tiba-tiba sisi alpha-nya menggeram. hidung mencium sesuatu, aroma manis. begitu manis hingga akal rasional mulai hilang perlahan.
omega. ini pasti aroma seorang omega. tapi scent semanis ini— pasti omega yang sedang dalam heat.
orang ini pasti tidak waras, kenapa pada saat heat berada di luar kamar, pikiran suna mengerang. namun kaki tetap tidak berhenti melangkah menuju dapur yang kebetulan tempat dimana scent itu menguar dengan hebat.
gila. bisa gila. pengendalian diri suna hampir putus kala mata lihat omega yang sedang heat itu terdampar menyedihkan menyender pada counter kitchen— matanya menangis, wajah memerah dengan mulut terbuka mengucapkan kata-kata tanpa struktur.
suna tarik nafas dalam guna tenangkan diri, tetapi setelahnya mendebat apakah keputusannya benar begitu karena sekarang scent omega itu seperti melengket pada hidung. tapi tidak, tidak mau jadi bajingan—suna harus bisa melindungi omega ini.
setelah akal rasional mulai kembali, suna bisa kenali omega ini. kakak kelasnya, seorang anak berbakat, dorm leader. kita shinsuke.
ia berdeham, mencoba hilangkan rasa tidak enak di tenggorokan sekaligus untuk dapatkan atensi dari kakak kelasnya itu. walaupun suna tau pasti yang lebih tua dapat cium scent-nya sedari tadi.
“kita, kamar lo dimana?” suna jongkok depan kita, sedikit pegang bahu sosok rambut abu-hitam itu yang mana yang dipegang menggeliat,
“al-alpha— help— alpha—“ rintihan yang keluar benar-benar bisa buat suna kehilangan akal sehat dan menyerah pada sisi alphanya, tetapi sekali lagi suna tetap pada pendiriannya.
pun ia berdiri, walaupun kita tambah merengek dan menarik jaket yang digunakan, “n-no— alpha— ja-jangan pergi, st-stay,” tangannya buka lemari diatas kompor— ingat disitu selalu disediakan surpressants untuk situasi seperti ini.
ah. suna akhirnya sadar. kita, ia pasti keluar kamar dan ke dapur untuk mengambil surpressants— namun sayangnya heat sudah datang terlebih dahulu sebelum omega itu dapat meminum pil-nya.
suna kembali berjongkok ketika sudah ada satu pil surpressants dan botol minum di tangan, “hey, minum dulu ya?”
awalnya kita menolak. masih merengek. terjebak dalam belenggu heat. itu buat suna hela nafas, kemudian berucap “omega, minum.” dengan sedikit dominansi yang mana akhirnya kita ikuti.
setelah itu, suna sampirkan jaketnya untuk lingkupi kita— samarkan aroma manis dengan scent-nya. ia ambil kunci bertuliskan ‘754’ yang berada di kantong celana kita sebelum akhirnya membawa omega itu dengan bridal style.
ia pastikan kita sudah aman, lalu pergi ke kamarnya— tidak, suna tidak kembali ke dapur. ia mau mandi terlebih dahulu karena seluruh tubuhnya benar benar seperti tenggelam pada scent milik kita.
semoga aja samu masih lama jadi gue bisa buatin indomienya dulu tanpa dia curiga.