festival, necklace, and you

sunghoon mengerjap pelan. mata berbinar penuh kesenangan, kepala menoleh kesana-kemari mencoba meraup pemandangan penuh keindahan. heeseung membawanya ke sebuah taman bermain yang sedang menyelenggarakan festival kecil.

entah bagaimana lelaki yang sekarang menggenggam tangan mengetahui tentang festival ini.

“kamu suka, darling?” heeseung bertanya, berjalan pelan mengikuti sunghoon yang masih terperangkap akan indahnya festival berlukis senja.

sang omega menoleh, tersenyum begitu lebar. “suka! makasih udah bawa aku kesini, alpha.”

lucu, sunghoon terlihat begitu lucu. heeseung tidak tahan untuk tidak melepas genggaman, hanya agar bisa mengusak rambut, lalu beralih merangkul pinggang.

“gak perlu bilang makasih. it's my job as your alpha, afterall.

kalimat heeseung dibalas oleh anggukan dari sunghoon yang memerah malu, membuang muka sembari pura-pura memperhatikan ramainya orang yang menikmati festival seperti mereka.

mata sunghoon kemudian menangkap adanya bianglala. ia tidak sadar telah melihatinya lama, namun heeseung sadar. alpha itu bertanya— “mau naik itu, hoonie?”

sunghoon tatap heeseung sedikit ragu, “boleh?”

heeseung tertawa kecil, omega-nya harus tau bahwa tidak ada yang tidak boleh untuknya. pun langsung membawa sunghoon kearah bianglala tanpa menjawab pertanyaan. untung saja antrian tidak panjang, tidak butuh waktu lebih dari 5 menit mereka sudah duduk dengan tenang didalam salah satu kabin.

pemandangan disana begitu indah hingga keduanya tidak berbicara. sunghoon bahkan sepenuhnya melihati langit dari jendela, sama sekali tidak melihat heeseung yang perlahan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

“sunghoon.” sang alpha memanggil, kalau didengarkan seksama ada gugup lingkupi suara. yang dipanggil hanya berdeham, masih tidak lepaskan atensi dari semburat ungu milik senja.

“hoonie, darling,

kedua kali heeseung sebut nama. sunghoon sontak menoleh, yang mana ia terkesiap kaget melihat heeseung menatapnya begitu halus dengan tangan menjulur memberi sebuah kotak berlapis beludru warna biru.

belum sempat bertanya, heeseung sudah menjawab terlebih dahulu. “untukmu. hadiah courting.

bibir sunghoon terbuka sedikit. terlalu kaget untuk memproses. walaupun ia tau heeseung sudah berkata ingin courting dirinya, tetapi tidak menyangka akan secepat ini.

tangan sunghoon perlahan ambil pemberian heeseung, tambah terkejut ketika membukanya. sebuah kalung, terlihat begitu sederhana nan mewah dengan satu liontin yang dikelilingi berlian kecil.

“jadi? apa aku diperbolehkan courting kamu?”

pertanyaan retoris. sunghoon langsung menghambur ke pelukan heeseung yang tertawa, kebahagiaan menyelimuti scent keduanya.

“bisa tolong pakaikan?” sang omega berucap, serahkan kembali kalung ke heeseung. yang lebih tua mengangguk, memasangkan kalung di leher sunghoon hati-hati. “sudah, hoonie.”

sunghoon menunduk, melihati kalung yang sekarang hiasi lehernya begitu cantik. bibir tanpa sadar tersenyum. ia mendongak, mengusal sedikit di dagu heeseung.

“terima kasih, alpha.”

tepat ketika sunghoon berucap, kabin yang mereka tumpangi terbuka— menandakan atraksi sudah selesai. sontak sunghoon melepaskan diri dari pelukan heeseung, menunduk malu diperhatikan banyak orang. namun akhirnya mendekat pada alpha-nya lagi, kedua tangan saling bertaut dengan bibir tidak henti ketawa.

ah. sunghoon tidak mau pulang. mau selamanya begini, merasakan bagaimana scent mereka tercium begitu tercampur dalam kesenangan. namun sayang, hari sudah malam, maka dari itu heeseung langsung membawa mereka kembali ke mobil.

saat di mobil, jemari sunghoon mainkan sedikit kalung pemberian heeseung— ia jadi paham mengapa heeseung bertindak sangat manis hari ini. mereka menatap satu sama lain, kembali tertawa akan merasa konyol atas cinta yang meluap.

baru saja heeseung ingin berkata sesuatu, denting notifikasi handphone-nya menganggu. heeseung mengecek, seketika ekspresinya berubah sekilas.

sunghoon sadar itu. siapa yang chat heeseung, dan apa seburuk itu, sehingga alpha-nya berubah diam sepanjang jalan?