dancing with your ghost
han jisung tau hidupnya bagai mimpi ketika kakak kelas yang ia idamkan mengajaknya untuk menari bersama kala lelaki itu sebentar lagi lulus,
“jisung, nari bersamaku ya?” suaranya halus, perlahan rasuki seluruh pikiran jisung. tentu diterima. walau jelas jelas jisung tau kemampuan diri untuk menari kalah jauh dengan yang mengajak.
han jisung juga tau pasti tidak semudah itu. diajak – mengiyakan – menari bersama. tidak. tidak akan. lee minho— kakak kelas itu, bahkan berani bentak jisung didepan teman seangkatannya ketika kaki yang lebih muda tidak sengaja kehilangan jalannya.
tentu saja, mau seberapapun jisung mengagumi minho, jisung tidak pernah tau lelaki itu sepenuhnya. mau sebesar apapun tangisan jisung meminta minho berhenti untuk menyuruhnya menari, minho tidak akan lakukan. lantai berasa berubah jadi medan penuh paku.
tetapi han jisung tidak pernah membenci. maka dari itu dua hari sebelum lee minho benar benar lulus, saat lelaki itu meminta maaf atas kebrengsekannya, jisung iyakan. bahkan dengan sukarela mengajaknya latihan menari untuk pertama kalinya,
pun saat itu juga han jisung jatuh cinta dengan bagaimana tubuh mereka berdua seirama mengikuti lagu michael buble – sway, jatuh cinta dengan tatapan halus minho yang seakan membuai hati untuk mencinta lebih dalam.
ah, bahkan jisung terbayang bayang akan imajinasi mereka berdua menari di aula gedung kelulusan minho.
dan ketika hari kelulusannya datang, mungkin han jisung sedikit kecewa mengetahui minho terpaksa tidak menjemput dirinya, alasannya “jisung maaf, sepertinya mobilku bermasalah jadi kamu pergi sendiri saja ya? nanti aku menyusul kok.”
tetap diiyakan juga, toh. padahal hati sempat bilang tidak— ada yang seperti menganggu jisung. melarang untuk membiarkan minho sendiri.
han jisung tau mengapa perasaannya tidak enak, tetapi malah percayai kalimat minho yang berkata akan menyusul.
menyesal? tentu tidak. karena jisung masih dapatkan tariannya,
bersama dengan lee minho yang hanya ada di imajinasinya saja.