after match

“oi bang, lo kenapa?” kageyama bertanya tepat setelah practice match berakhir, seakan tau suna sedari tadi jadi tahanan akan pikiran.

suna tertawa. kembali minum air kala tenggorokan meraung haus. sial, benar-benar tidak ada yang bisa ia sembunyikan dari adek kelasnya ini. “gue.. gue belum cerita ya?”

yang ditanya menaikkan alis, menggeleng. lalu langsung duduk di samping suna yang mana sebelumnya ia berdiri. siap untuk dengarkan cerita dari kakak kelasnya itu.

“gue tadi pagi— gak pagi juga sih, jam 4 pokoknya— ketemu sama omega lagi heat di luar kamarnya.”

mata kageyama membulat, kaget. “bang??! terus jadinya lo—“

dengan sigap suna potong kalimat adek kelasnya, “ya enggak lah. kan gue udah bilang sama lo, gue mau courting samu. yakali gue hilang kendali gitu aja.”

“kan gue kira.. by the way, lo tau omeganya siapa bang?”

“tau. dan itu masalahnya,” suna usak rambut frustasi, “dari tadi pikiran gue isinya dia. hidung gue berasa selalu nyium scent-nya dia padahal dia gak ada disini. parahnya lagi gue rencana courting samu malam ini.”

kageyama diam sebentar. mungkin sekitar semenit atau dua menit, sebelum akhirnya berucap, “mungkin karena dia lagi heat pas lo ketemu dia bang, wajar kalau lo kepikat gini.”

benar juga. suna tepuk-tepuk bahu alpha yang lebih muda darinya itu, “makasih.” dan kageyama hanya membalas dengan menaikkan jempolnya.

ting

suara notifikasi hp jadi pemecah keheningan setelahnya. suna lirik sebentar, kemudian langsung buka secara cepat kala mata lihat bahwa yang mengirimi pesan adalah kita—omega yang sedari tadi menguasai pikiran.