2 weeks and i’ll choose

udara malam memang dingin, tusuk kulit. tetapi atmosfer diantara mereka bertiga jauh lebih menyakitkan, layak rengut nafas perlahan. kita masih setia tatap osamu dengan tenang namun mengancam akibat saling berhadap-hadapan, begitu pula osamu. dan suna yang berada di tengah melihatnya sedikit jengah— mereka benar-benar seakan mau membunuh satu sama lain.

“jadi,” osamu jadi pertama untuk buka pembicaraan. “lo berdua mau ngomongin apa?” suaranya terkesan pura-pura dihaluskan. tentu saja begitu karena ia sedang menahan geraman sekarang— mencium scent suna melekat begitu kuat di tubuh kita cukup bisa membuat sisi omeganya hampir kembali menguasai diri.

kita menjawab langsung pertanyaan osamu dengan sebuah gelengan, “bukan berdua. tapi suna aja.” tatapan yang sedari tadi berada di omega yang lebih muda kini dialihkan ke suna yang mengais nafas gemetar— sedikit takut untuk memberi tahu kedua orang yang ia sayangi sekarang tentang apa keputusannya.

i-i think i already know how to solve this out without you two throwing tantrums at each other. gue gak mau liat kalian kayak gitu,”

“kenapa kamu gak mau aku sama osamu berantem, rin?”

sengaja. kita sengaja bertanya. pancing suna untuk ucapkan apa yang telah diduga sebelumnya. setidaknya apabila sehabis ini suna ingin ubah hubungan mereka jadi kelabu, kita harus tau pasti bagaimana perasaan lelaki itu.

dan perkataan ‘gak apa-apa, rin. kasih tau aku yang sebenarnya.’ diucap oleh mata kita jadi alasan kuat agar suna tidak berbohong.

“karena gue.. sial gue brengsek banget, but i love you both.

sial, rasanya benar benar tercampur. kita senang suna juga mencintainya, tapi itu terbagi. di sisi lain, osamu juga senang mengetahui suna masih sayang, tapi sudah hampir berpindah.

tidak ada yang berbicara, maka suna lanjutkan. “makanya gue udah buat keputusan. shin, kamu sebentar lagi lulus kan? 2 minggu lagi?”

yang ditanya sedikit menaikkan alis bingung. tetapi tetap mengangguk, “iya. kelasku minggu ini udah mulai ulangan.”

“kalian ingat gak salah satu peraturan utama sekolah?” suna bertanya lagi, yang mana kali ini buat osamu melebarkan matanya kaget. seakan bisa mengetahui apa yang ingin direncanakan suna.

ada sedikit raungan sedih dibawah suaranya, “jangan bilang lo mau gunain hak lo dan ikut bareng kak kita, rin.”

“eh..? tapi kan kalau rin mau gunain hak itu, dia harus udah bonded sama aku?”

fakta, kita berkata fakta. peraturan sekolah mereka cukup simpel— jika seorang omega kelas akhir lulus dan sudah bonded dengan seorang alpha yang lebih muda, maka sang alpha punya hak untuk mengikuti omeganya. bisa dibilang, ikut lulus bersama sang omega.

“ya.. kalau gitu oke, karena udah diputusin mending gue pergi karena gak ada guna gue disini.” osamu berdiri, ingin pergi bersama pilu lilit tenggorokan karena tahan tangisan tetapi suna tahan tangannya. menyuruh omega tersebut kembali duduk.

“gue belum selesai. keputusannya, selama 2 minggu itu biarin gue pikirin semuanya lagi. di hari shin nanti lulus, hari itu juga gue pilih gue mau sama siapa.”

suna tau ia sekarang jahat sekali. tetapi tidak ada cara lain. hanya ada satu orang saja yang bisa jadi matenya, dan itu diantara kita atau osamu.